Kamis, 01 Desember 2016

Rahmat Indulgensi: “Buah Pertobatan”

 

Bertepatan dengan Hari Arwah Orang Beriman yang jatuh pada tanggal 2 November, kita sebagai umat Katolik diajak secara khusus meluangkan waktu untuk mendoakan arwah-arwah sanak-saudara, dan orang-orang lain yang telah mendahului kita. Doa-doa tersebut akan membantu arwah-arwah yang sedang berada di Api Penyucian untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan, sehingga mereka bisa masuk ke Surga. Secara khusus kita memohonkan indulgensi (bahasa Inggris: indulgence, bahasa Latin: indulgentia), yaitu penghapusan hukuman atau siksa dosa sementara (temporal) atas dosa yang sudah diampuni. Indulgensi bisa dikenakan kepada orang hidup maupun orang yang sudah meninggal (Katekismus Gereja Katolik, 1471).
.
Sekilas Sejarah
Mendoakan para arwah sudah dilakukan umat gereja perdana. Sejak masa awal perkembangan agama Kristen, umat Kristiani telah mendoakan keluarga dan teman yang sudah meninggal dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya doa yang tertulis di katakomba.
Pada abad ke-6, komunitas Benediktin memperingati umat yang telah meninggal pada perayaan Pentakosta. Pada tahun 998, perayaan hari arwah menjadi peringatan umum di bawah pengaruh rahib Odilo dari Biara Cluny. Mulai saat itu, perayaan arwah diadakan setiap tanggal 2 November di kalangan ordo Benediktin, biara Carthusian, gereja Anglikan, dan sebagian gereja Lutheran. Perayaan liturgi dalam Ritus Gereja Latin (Vatikan, Roma) secara resmi menyebutnya “Peringatan Arwah Semua Orang Beriman”.
.
Dasar Alkitab
Berdasarkan Alkitab, umat beriman akan mengalami masa pemurnian dari dosa setelah manusia mengalami kematian. Masa pemurnian in sering kali disebut sebagai Api Penyucian (purgatorium). Di dalam Kitab Suci, praktek mendoakan keluarga yang telah meninggal tercatat pada kitab Makabe (2 Mak 12: 38-45). Perikop ini mengisahkan ditemukannya jimat – jimat dalam jubah pada orang – orang yang gugur dalam perang suci yang dipimpin oleh Yudas Makabe. Maka segeralah mereka semua yang ada di tempat itu memuliakan Tuhan dan berdoa memohon Tuhan menghapuskan dosa-dosa mereka semua serta dikumpulkan uang untuk dikirimkan ke Yerusalem supaya para Imam di Bait Alah mempersembahkan korban penghapusan dosa bagi mereka gugur itu. Dalam Kitab Sirakh juga dituliskan bahwa “Hendaklah kemurahan hatimu meliputi semua orang yang hidup, tapi orang matipun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu” (Sir 7: 33). Ayat ini mempunyai pengertian bahwa bantuan melalui doa – doa dan persembahan kepada orang yang sudah mendahului kita tidak akan sia-sia, karena itulah bentuk perhatian dan bantuan kita secara rohani kepada mereka. Dalam Perjanjian Baru Santo Paulus berdoa untuk Onesiforus yang telah meninggal dunia (2 Timotius 1: 18). Dalam Injil disebutkan: “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak” ( Mat 12: 32). Ayat ini mempunyai arti bahwa jika seseorang menentang Roh Kudus maka dia tidak akan diampuni baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang, artinya masih ada dosa-dosa yang bisa diampuni di dunia yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada harapan bagi orang yang sudah meninggal kalau orang tersebut belum di surga atau di neraka, karena keadaan orang yang sudah berada di surga atau di neraka sudah pasti tidak bisa diubah lagi dengan cara apapun termasuk didoakan.

Syarat umum untuk memperoleh Indulgensi
Indulgensi, baik indulgensi sebagian atau indulgensi penuh, dapat diberikan kepada orang Katolik, yang berada dalam kondisi baik dengan Gereja, dalam keadaan rahmat, tidak dalam berdosa berat, atau mempunyai dosa berat yang belum diakui dalam Sakramen Tobat. Untuk memperoleh indulgensi, seseorang harus mempunyai intensi/ maksud umum untuk memperoleh indulgensi. Intensi ini dapat disebutkan dalam doa di awal hari, atau sebelum melakukan tindakan tertentu yang disyaratkan untuk memperoleh Indulgensi, misalnya doa pada pagi hari dengan intensi untuk memperoleh indulgensi. Berikut ini adalah ringkasan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh Indulgensi penuh:
  • Menerima Sakramen Tobat. Sekali melakukan pengakuan dosa kiranya cukup untuk memperoleh beberapa indulgensi penuh.
  • Menerima komuni (ekaristi) kudus.
  • Berdoa bagi intensi Bapa Paus. Doa bagi intensi Bapa Paus dapat dipenuhi dengan mendaraskan satu kali Bapa Kami, satu kali Salam Maria; namun demikian umat bebas untuk mendaraskan doa-doa lainnya dengan penuh kesalehan dan devosi.
  • Tidak ada keterikatan dosa, termasuk dosa ringan. Jika sikap batin yang terakhir ini kurang sempurna, atau ketiga persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka Indulgensi yang diperoleh hanya sebagian.
.
Contoh Doa Indulgensi:
Bapa yang maharahim, percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas, bersama seluruh Gereja-Mu, pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah … (nama2 yang didoakan)dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka. Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi yang terang dan bahagia di surga mulia, dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu. Ini semua kami mohon di dalam Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, sepanjang segala masa. Amin
Aku percaya …. (1X), Bapa Kami … (1 X), Salam Maria …. (1X), Kemuliaan … Terpujilah …
Selamat Berdoa…


Rm. FX. Suyamta Kirnasucitra, Pr


Tidak ada komentar:
Write komentar


Follow us on FB

Featured Video

Pencarian..